24 Nov 2010

Kisah Surga di Kebun

Diriwayatkan suatu kali seorang bapak dan putranya tengah berada di kebunnya. Keduanya hendak mengurusi kebunnya itu. Sejenak sang ayah bilang kepada putra tercintanya itu: "Wahai ananda, bapak ingin pergi sebentar, tolong engkau gantiin ayah yah." Si buah hati itu merespon: "Baik bapak, saya akan jaga kebun kita ini."

Tak berapa lama ayah pun pergi. Tinggal si anak berada sendirian di kebun hijau serta asri itu. Sambil menunggu kedatangan sang ayah, si anak yang ternyata seorang penghafal balita memanfaatkan kesempatan itu untuk 'santai-santai' di bawah pohon. Ia pun berteduh di bawah pohon rindang yang ada di kebun itu.

Si anak membaca surat al-Insan yang berada dalam juz 29. Sudah maklum bagi kita yang terbiasa membaca al-Quran setiap saat akan melalui surat ini. Surat yang ternyata memuat keindahan surga dan kenikmatan di dalamnya. Dengan tilawah yang baik dan penuh penghayatan si anak mulai membaca ayat-ayat demi ayat yang indah itu.

Penuh peresapan dan penghayatan. Raganya seakan melayang terbang ke alam lain. Sementara dirinya masih berada di bawah pohon rindang di sebuah kebun yang lebat.

Ayat demi ayat yang dibacanya memaksa ia hanyut dalam kenikmatan kebun-kebun yang hakiki. Itulah alam surgawi. Meski secara kasat mata si anak memang masih terlalu belia untuk dapat memahami kendungan semua ini. Tapi, pemahamannya yang kuat terpatri dalam dada mungilnya memaksa dirinya untuk hanyut dalam keindahan alam surgawi. Persis seperti kebun di mana ia berada saat itu.

Ia pun terlena. Hanyut. Tenggelam dan fly ke atas sana. Terlalu indah untuk hanya sekedar dilukiskan dengan bahasa keindahan dunia. Namun, itulah resapan al-Qur'an bila sudah mengalir dalam tubuh manusia, akan membawanya terbang jauh ke alam yang lebih indah, luas dan penuh misteri.

Saat tengah menikmati hafalannya itu, terdengar suara memanggil: "Naak...naak." Ternyata suara si bapak setengah berteriak mencari si anak. Ayah sudah kembali. Lama sekali si anak tidak menjawab. Ke mana gerangan. Sementara pekikan suara sang ayah makin keras sambil penasaran. Sampai akhirnya, sang ayah mendapatkan anaknya dan mencolek si anak yang tengah terlelap dalam lantunan ayat-ayat suat al-Insan itu.

"Eh ayah. Iya ayah..Ayah sudah datang yah?" gagap anak karena kaget melihat ayahandanya sudah berada di dekatnya.

"Wahai ananda, kemana saja kamu. Ayah panggil-panggil kok tidak menjawab?" tanya sang ayah penasaran.

"Maaf ayah. Barusan saya sedang memuroja'ah surat al-Insan. Saya hanyut dalam peresapan keindahan isinya tentang alam surga dan kenikmatan di dalamnya, sehingga saya sama sekali tidak mendengar panggilan ayah." Jawab si anak polos.

Subhanallah..

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...